Wednesday 25 December 2013

Kisah Nyai Subang Larang


Terimakasih atas kunjungan anda


Nhay (Nyai) Subang Larang adalah putri dari Ki Gedeng Tapa, seorang mangkubumi dari Nagari Singapura, dari Nhay Ratu Karanjang (putri Ki Gedeng Kasmaya penguasa Wanagiri, yang masih saudara dari Prabu Anggalarang). Subang Larang lahir pada 1404 M. Carita Purwaka Caruban Nagari mengisahkan bahwa Subang Larang adalah salah satu istri dari Raden Pamanah Rasa yang kelak marak menjadi Raja Pajajaran.
Nama Nhay Subang Larang tertulis dalam Carita Purwaka Caruban Nagari. Carita Purwaka Caruban Nagari (disingkat CPCN) merupakan karya Pangeran Arya Cerbon pada tahun 1720 (150 tahun setelah Sunan Gunung Jati wafat), dengan menggunakan bahasa Jawa-Cirebon. Pangeran Arya Cerbon menggunakan naskah Nagarakretabumi, salah satu judul dari enam Naskah Wangsakerta, sebagai rujukan dalam menulis CPCN. Naskah ini kemudian diterjemahkan oleh Pangeran Sulendraningrat (1972) dan Atja (1986).
Sementara Carita Parahyangan malah tak menyebutkan sama sekali nama Subang Larang atau nama yang bisa dikaitkan dengan keberadaan Subang Larang. Dalam Carita Ratu Pakuan atau Kropak 410 (diperkirakan ditulis pada akhir abad ke-17 atau awal abad ke-18), nama Subang Larang pun tak ada; yang tertera hanya nama Ngabetkasih, istri lain Prabu Siliwangi, madu sekaligus sepupu Subang Larang.
Nagari-nagari yang Berada dalam Wilayah Galuh pada Abad ke-15
Sebelum membahas perihal Subang Larang, ada baiknya kita tinjau keberadaan nagari-nagari di sekitar Cirebon-Majalengka pada abad ke-15, masa di mana Subang Larang hidup. Nagari-nagari ini awalnya merupakan pecahan Wanagiri Besar atau Indraprahasta, termasuk wilayah kekuasaan Kerajaan Galuh. Jumlahnya ada enam, yakni:

1. Wanagiri
Nagari ini terletak 17 km sebelah barat Amparan Jati (kini di Desa Kalangenan, Kecamatan Paliaman, Cirebon), di timur berbatasan dengan Japura, Singapura, dan Surantaka; di selatan dengan Rajagaluh; di barat dengan Sumedang Larang. Diperkirakan, Wanagiri ini merupakan pusat/ibukota Nagari Wanagiri Besar atau Indraprahasta. Wanagiri dipimpin oleh Ki Gedeng Kasmaya, kakak Ki Gedeng Surawijaya dan saudara Prabu Anggalarang, dan juga mertua Ki Gedeng Tapa.

2. Surantaka
Nagari ini terletak 4 km di utara Giri Amparan Jati (makam Sunan Gunung Jati) dan Muara Jati. Nagari ini dikuasai oleh syahbandar bernama Ki Gedeng Sedhang (Sindang) Kasih yang juga bertanggung jawab atas pelabuhan Muara Jati. Ki Gedeng Sedhang Kasih merupakan saudara Prabu Anggalarang Raja Galuh (nama ini dapat disamakan dengan Rahiyang Dewa Niskala yang tertera pada Prasasti Batu Tulis di Bogor).


3. Singapura
Nagari ini terletak 4 km di utara Giri Amparan Jati, berbatasan dengan Surantaka; di barat dengan Wanagiri; di selatan-timur dengan Japura, di timur dengan Laut Jawa. Nagari ini dikuasai oleh Ki Gedeng Surawijaya Sakti, saudara Ki Gedeng Sedhang Kasih. Yang mangkubuminya adalah Ki Gedeng Tapa. Sepeninggal Ki Gedeng Sedhang Kasih, kekuasaan pelabuhan Muara Jati masuk ke dalam wilayah Singapura. Pada waktu inilah, Ki Gedeng Surawijaya mengangkat Ki Gedeng Tapa menjadi Syahbandar Pelabuhan Muara Jati.

No comments:

Post a Comment