Thursday 29 November 2012

Istilah kandungan dina Basa Sunda

SELAMAT DATANG
DI JUXUTRIEUT@BLOGSPOT.COM
                                                             TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Nu keur kakandungan, dina basa Sunda aya istilahna atawa sesebutanana. Mimiti umur kandungan sabulan nepi salapan bulan.


                                                      Gambar bisa saja memiliki hak cipta

  1. Reuneuh sabulan disebut ngaherang, hartina kandungan masih kaciri herang sarta wujudna disebut alkah.
  2. Reuneuh dua bulan disebut lumenggang, hartina geus kentel sanajan transparan keneh (ngalangkang) sarta wujudna disebut kasapah.
  3. Reuneuh tilu bulan disebut kumambang, hartina geus mengkel jeung buleud, wujudna pada nyebut nutpah.
  4. Reuneuh opat bulan disebut gumulung hartina geus padet tur buleud wujudna disebut amarulah.
  5. Reuneuh lima bulan disebut mangrupa nu hartina geus kaciri buleungkeukanna, wujudna disebut ahmad.
  6. Reuneuh genep bulan disebut usik hartina janin geus karasa usik, wujudna disebut keneh ahmad.
  7. Reuneuh tujuh bulan disebut malik hartina posisina geus bisa malik, wujudna disebut muhamad.
  8. Reuneuh dalapan bulan disebut kumentar-kumentir hartina geus neangan jalan kaluar, wujudna masih disebut muhamad.
  9. Reuneuh salapan bulan disebut ngaruang-ruang hartina geus aya di jalan kaluar, wujudna masih disebut muhamad.
  10. Asup sapuluh bulan orok dibabarkeun                                                                                                                                                                                                                                                                                      Biasana umur kandungan salapan bulan teh sok disebut bulan alaeun. Beda deui mun umur kandungan teu normal (leuwih ti salapan bulan biasana sok pada nyebut reuneuh mundingeun).                                         

Friday 3 August 2012

Pangeran Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana)


Reruntuhan Istana Pakungwati

Pangeran Cakrabuana atau Pangeran Walangsungsang atau Samadullah atau Haji Abdullah Iman, ia adalah putra tertua  Sri Baduga Maharaja Jayadewata atau Prabu Siliwangi dari Putri Subanglarang dari Kerajaan Pajajaran. Ia memiliki dua orang adik yang bernama Putri Larasantang dan Pangeran Rajasangara yang dikenal dengan nama Kiansantang. Karena ibunya beragama islam mereka betiga pun memeluk agama islam. Setelah Subanglarang wafat, ke tiga putranya tidak menetap di Pakuan Pajajaran namun meminta izin pada ayahandanya untuk kembali ke Kerajaan Singapura (Cirebon) untuk berkumpul dengan kakeknya.

Setelah beberapa lama di Kerajaan Singapura, Pangeran Walangsungsang meminta izin pada kakeknya untuk berguru ilmu. Ki Gedeng Tapa mengizinkan kepergian Pangeran Walangsungsang yang hendak mengembara mencari ilmu ke wilayah Timur. Sang Pangeran akhirnya tiba di Padepokan ki Danuwarsih, seorang pendeta agama Budha. Ki Danuwarsih adalah anak dari ki Danusetra seorang pendeta yang berasal dari Gunung Dihyang (Dieng), kemudian menjadi pendeta di Keraton Galuh ketika Ibukota Kerajaan Galuh masih di Karang Kamulyan, Ciamis.

Sulit dibayangkan, bagaimana keteguhan Pangerang Walangsungsang yang beragama islam berguru kepada seorang pendeta Budha. Mungkin saja ia hamya ingin mengetahui sebagai studi perbandingan. Tetapi  yang jelas, kemudian ia menikahi Indang Geulis, putrinya Ki Danuwarsih. Tanpa diduga oleh Pangeran Walangsungsang, adiknya yang bernama Larasantang menyusul dirinya untuk ikut mengembara. 

Tempat tinggal ki Danuwarsih menurut Pustaka Nagara Kretabhumi parwa I sarga 4, hanya diterangkan di Parahiyangan bang Wetan, disana terdapat :
1.       1.     Makam keramat Embah Wali Tanduran
2.       2. Makam Pajajaran di bukit Sigabung dan
3.       3. Makam Pajajaran di Pacalan Kampung Sebelas

Menurut sesepuh adat ke tiga tempat keramat tersebut bukanlah makam namun Patilasan, ke tiga tempat keramat tersebut menurut mereka adalah Patilasan Pangeran Cakrabuana.

Ketika Pangeran Walangsunsang bersama Indang Geulis dan Larasantang kembali ke Cirebon, disana telah berdiri pesantren Islam yang bernama Pondok Quro yang berdiri di kaki bukit Amparan Jati. Pondok Quro adalah pesantren tertua ke dua di Jawa Barat setelah Pesantren Quro di Karawang yang didirikan oleh Syeh Hasanudin atau Syeh Quro. Pesantren Quro Amparan Jati didirikan oleh Syeh Datuk Kahfi atas restu dari Ki Gedeng Tapa.  Syeh Datuk Kahfi kemudian menikah dengan Hadijah, cucu Haji Purwa Galuh (Baharudin alias Bratalagawa atau adik sepupu dari Prabu Niskala Wastukancana). Karena Hadijah seorang janda kaya-raya, Syeh Datuk Kahfi bisa membangun pesantren yang lebih besar dan lebih baik. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Nyi Ageng Muara. Di pesantren inilah akhirnya Pangeran Cakrabuana, Indang Geulis dan Larasantang menjadi santri Syeh Datuk Kahfi. Oleh Syeh Datuk Kahfi, Pangeran Walangsungsang diberi nama Samadullah.

Kemudian ki Samadullah beserta istri dan adiknya menempati Cirebon Larang atau Cirebon Pesisir untuk siar Islam. Disana ternyata  sudah ada ki Danusela adiknya ki Danuwarsih. Ki Danusela sebagai sesepuh di kampung tersebut menerima kehadiran Pangeran Walangsungsang. Oleh ki Danusela, Pangeran Wanglangsungsang dijadikan Cakrabumi yang kemudian dijuluki sebagai Pangeran Cakrabuana. Selain itu Pangeran Cakrabuana dinikahkan dengan putrinya Ki Danusela yang bernama Ratna Riris atau Kancana Larang. Dan selanjutnya Pangeran Cakrabuana menjadi Kuwu di Cirebon Pesisir mengantikan kedudukan mertuanya.

Atas nasihat Syeh Datuk Kahfi, Pangeran Cakrabuana menunaikan ibadah Haji. Ia berangkat bersama Larasantang adiknya, karena Istrinya sedang hamil tua. Selama menunaikan ibadah haji, Ki Samadullah dan Larasantang tinggal di rumah adik Syeh Datuk Kahfi. Setelah menunaikan ibadah haji Ki Samadullah diberi nama baru oleh Syeh Abdul Yajid gurunya di Mekah, dengan nama Haji Abdullah Iman sedangkan Larasantang diberi nama Hajjah Sarifah Muda’im. Hajjah Sarifah Muda’im dipersunting oleh Syarif Abdullah seorang walikota Mesir.  Syarif Abdullah adalah seorang keturunan Bani Hasyim yang pernah berkuasa atas wilayah tanah Palestina tempat tinggal Bani Israil. Setelah menikah kemudian Hajjah Sarifah Muda’im oleh suaminya dibawa ke Mesir.

Dalam perjalanan pulang ke Jawa Barat, Haji Abdullah Iman singgah di Bagdhad (Irak) dan Cempa (Indo Cina). Di Cempa Haji Abdullah Iman berguru kepada Syeh Ibrahim Akbar, yang kemudian dijodohkan dengan putrinya, dan dibawanya pulang ke Cirebon.

Setibanya di Cirebon, Indang Geulis telah melahirkan seorang putri, kemudian diberi nama Nyai Pakungwati. Bermodalkan harta warisan dari kakeknya, Hajji Abdullah Iman mendirikan Kerajaan Cirebon, keratonnya diberinama Pakungwati, diambil dari nama putrinya. Berdirinya Kerajaan Cirebon Pesisir sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa Barat mendapat restu di Sri Baduga Maharaja Siliwangi sebagai ayahandanya. Sri Baduga memberi gelar kepada Haji Abdulah Iman dengan nama nobat Sri Manganan sebagai Raja daerah.















Friday 27 July 2012

20 Legenda Dewi Yunani Kuno


Terimakasih atas kunjungan anda

Mohon maaf jika salah dalam penempatan gambar, seluruh gambar ini mungkin memiliki hak cipta.

Andromeda dikenal sebagai Dewi Mimpi Yunani Kuno

Aphrodite dilukiskan sebagai wanita cantik yang memiliki banyak kekasih, ia sebagai dewi nafsu cinta, dan kesenangan, dengan lambang burung dara.

Ariadne nama lain dari Andromeda sebagai Dewi Mimpi

Arthemis dikenal sebagai Dewi memanah, Dewi berburu, Dewi kesucian, Dewi melahirkan, Dewi bulan, 
Dewi kesucian dan Dewi alam Yunani Kuno

Dhapne sebagai Dewi gunung Yunani

Diana sebagai Simbol keperawanan, Dewi kesuburan, Dewi berburu, Dewi melahirkan, Dewi langit Romawi dan Yunani

Dryad atau Nymph sebagai Dewi pohon dan hutan Yunani


Fortuna, Dewi keberuntungan, Dewi nasib, dan Dewi kebahagian Yunani

Gaea, sebagai Dewi bumi dan pertama kali lahir dari kekacauan Yunani

Hera, Ratu para dewa dan dewi Yunani, sebagai Dewi pernikahan. Ia biasanya digambarkan sebagai wanita cantik dengan mahkota dikepalanya dan tongkat lotus. Hera sebagai istri Zeus raja para dewa dan dewi.

i
Inanna sebagai Dewi langit, Dewi cahaya, Dewi umur panjang, Dewi bulan, Dewi cinta,  Dewi perang Sumaria / Mesopotamia

Hestia sebagai Dewi perawan, Dewi perapian, rumah dan memasak

Athena, Dewi kebijaksanaa, Dewi perang, strategi,dan pikran. Ia lahir dari kepala Zeus sebagai wanita dewasa dengan pakaian perang.

Lilith, dikenal sebagai dewi badai Mesopotamia / Sumeria

Demeter, sebagai dewi bunga, dewi kesuburan, pertanian, perkebunan dan pelindung perkawinan 

Iris, Dewi pelangi dan pembawa pesan para dewa

t
Tethys, merupakan ibu dari semua sungai, mata air, aliran air dan awan

Siren, dewi pembunuh. Dia juga memikat para pelaut dengan kecantikan dan lagu yang merdu sebelum membunuh.

l
Lamia, monster mirip vampir di dunia bawah 

Venus. Ia adalah dewi cinta dan kecantikan



















Saturday 14 July 2012

Legenda Talaga Warna


Terimakasih atas kunjungan anda




Dahulu kala di kawasan puncak tepatnya di lereng Gunung Lemo kompleks Pegunungan Mega Mendung terdapat sebuah kerajaan besar bernama Kerajaan Kutatanggeuhan, nama kerajaan ini berasal dari kata “Kuta” yang berarti benteng dan “Tanggeuhan” yang berarti andalan. Kerajaan ini sering disebut Kerajaan Kemuning Kewangi.
Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana bernama Prabu Swarnalaya. Beliau didampingi oleh seorang permaisuri yang baik hati dan bersifat keibuan, bernama Ratu Purbamanah.
Dalam masa kepemimpinan Prabu Swarnalaya, kerajaan ini mengalami masa keemasannya, negeri ini terkenal damai, subur, makmur, dan tentram. Tak ada satupun keluarga yang kekurangan sandang, pangan maupun papan. Walaupun demikian nampaknya Sang Prabu dan Permaisuri belum merasa bahagia. Mengapa?
Karena setelah bertahun-tahun membina hubungan suami istri merek belum juga dikarunia seorang putra. Berbagai upaya telah dilakukan seperti meminum ramuan tradisional, konsultasi dengan dukun beranak,  dan berbagai usaha lainnya namun tidak berhasil.
Hingga suatu hari, Sang Prabu memutuskan untuk bertapa (semedi) memohon bantuan Yang Maha Kuasa. Setelah sekian lama beliau bersemedi dengan khusuk, maka pada suatu hari beliau mendengar suara gaib yang berkata “Wahai cucuku Prabu Swarnalaya, apakah yang engkau inginkan? Mintalah kepada Tuhan-Mu!”
“Hamba ingin sekali memeliki seorang anak”.
“Kalau begitu pulanglah”, jawab suara itu kemudian.
 
Tidak lama kemudian seteleh peristiwa itu terjadi, Sang Permaisuri dinyatakan hamil. Sembilan bulan sepuluh hari kemudian lahirlah seorang Puteri yang diberi nama Nyi Mas Gilang Rukmini, ada pula yang menyebutnya Nyi Mas Ratu Dewi Kencana Wungu Kuncung Biru.
Kehadiran Sang Puteri disambut meriah dengan mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam sebagai ungkapan kegembiraan yang tidak terhingga. Berbagai hadiah dan bingkisan berdatangan dari berbagai kerajaan termasuk dari warga Kerajaan Kutatanggeuhan sendiri.
Semakin dewasa Sang Puteri semakin menampakkan kecantikannya. Dan sebagai puteri tunggal, tak heran bila kedua orang tuanya beserta warga kerajaannya sangat memanjakannya.
Menginjak usia ke-17, kecantikan Sang Puteri tidak ada duanya di seluruh tanah Pasundan. Dalam perayaan hari ulang tahunnya yang ke-17, Puteri Gilang Rukmii menginginkan agar tiap helai rambutnya dihiasi emas permata. Mendengar keinginan Sang Puteri, seluruh warga dari berbagai pelosok negeri ingin menyumbangkan sebagian hartanya agar keinginan Sang Puteri dapat terwujud.
Karena kearifannya, maka Sang Prabu menyarankan agar harta-harta sumbangan tadi disimpan dan dipergunakan untuk kepentingan umum. Untuk memenuhi keinginan Sang Puteri, beliau hanya mempergunakan sebagian harta tersebut untuk dijadikan sebuah perhiasan yang indah.
Perhiasan tersebut dibuat oleh seorang Mpu yang sangat ahli. Dengan kemampuannya Sang Mpu membuat sebuah kalung yang sangat indah.
Ketika saatnya tiba, datanglah berbondong-bondong warga kerajaan Kutatanggeuhan untuk menyaksikan acara ulang tahun Sang Puteri. Pada acara itu Sang Prabu secara langsung menyerahkan hadiah ulang tahun berupa kalung buatan Mpu kepada Puteri diiringi sorak-sorai gembira warga.
Tapi apa yang terjadi..??
Setelah kalung diberikan, Sang Puteri bukannya menerima dengan senang hati, malah melemparkannya hingga putus dan bercerai-berai.
Menyaksikan peristiwa tersebut semua hadirin membisu dan diam terpaku. Dalam kebisuan dan keheningan itu terdengarlah tangisan Permaisuri dan seluruh warga kerajaan terutama kaum isteri yang tak henti-henti. Mereka bertanya-tanya mengapa Puteri tidak mau menerima hadiah tersebut?
Pada saat yang bersamaan timbul suatu keajaiban, bumi bergoncang dan dari permukaan tanah keluarlah air yang semakin lama semakin membesar sehingga membentuk sebuah danau/telaga. Danau itu semakin lama semakin meluas sehingga menenggelamkan Kerajaan Kutatanggeuhan beserta segala isinya. Dan dari dasar telaga memancarkan cahaya berwarna-warni yang diduga berasal dari kalung yang telah bercerai berai. Karena itulah, danau tersebut dinamakan Telaga Warna.


= teamtouring.net=